Tindakan operasi tumor otak berhasil dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Udayana, Jimbaran pada tanggal 5 Desember 2019. Pasien adalah laki-laki berumur 45 tahun sebelumnya di diagnose dengan kecurigaan tumor oligodendroglioma di otak bagian depan sisi atas kiri (lobus frontal kiri) serta pembengkakan (edema) pada otak sisi kiri akibat tumor tersebut. Lobus frontal kiri ini merupakan sisi otak dominan pada pasien yang menggunakan tangan kanan (right handed) pada kesehariannya. Sebelumnya, pasien mengeluh nyeri kepala terus menerus. Hal ini dialami oleh pasien beberapa bulan sebelumnya. Pemberian obat anti-nyeri kepala tidak mengurangi keluhannya.
Operasi dilakukan dengan menggunakan bius umum. Operasi dimulai dengan membuka tulang tempurung kepala (kraniotomi) dilanjutkan dengan pemotongan jaringan tumornya sendiri. Operasi tumor otak ini berlangsung selama kurang lebih 3 jam lamanya. Operasi berjalan lancar dan tidak memerlukan transfusi darah selama tindakan. Pasca-operasi, pasien dirawat di ruang intensive care unit (ICU) dengan fasilitas yang lengkap dan selanjutnya pasien dipindahkan ke ruang rawat inap. Selanjutnya pasien menunggu hasil pemeriksaan patologi anatomi untuk mendapatkan diagnosa pastinya yang akan menentukan arah terapi selanjutnya.
Tim dokter RS Universitas Udayana, yang terdiri dari : dr. Kumara Tini, SpS(K), FINS, FINA; dr.Dewa Putu Wisnu Wardhana, SpBS. FICS; dr. IGN Mahaalit Aribawa, SpAn. KAR. FIPM; dr. I Wayan Aryabiantara, SpAn. KIC; dan dr. IGAG Utara Hartawan, SpAn. MARS. SH mendapatkan tantangan dalam operasi tumor otak ini. Dokter spesialis saraf sebelumnya merawat pasien dengan tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial. Tekanan di dalam otak (tekanan intrakranial) harus dikendalikan agar tindakan pembedahan bisa berjalan optimal. Dokter bedah saraf harus mengeksisi atau memotong jaringan tumor dengan akurat agar tidak mengeksisi jaringan otak yang sehat. Dengan demikian kelemahan atau kelumpuhan anggota tubuh pasca-operasi tidak terjadi. Selain itu dokter bedah saraf harus berhati-hati saat memotong jaringan tumor karena jaringan tumor penuh dengan pembuluh darah. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perdarahan yang hebat selama tindakan operasi. Dokter anestesi membantu dokter bedah saraf dalam melakukan tindakannya. Dokter anestesi harus mampu mengendalikan hemodinamik pasien sehingga dokter bedah saraf mampu mengeksplorasi dengan baik jaringan tumor yang akan dieksisi sekaligus mencegah agar perdarahan tidak terjadi. Selain itu dokter anestesi harus mengendalikan tekanan dalam otak agar otak tidak bengkak saat tindakan operasi dikerjakan. Kolaborasi dokter-dokter tersebut berlanjut sampai pasien dirawat di ruangan dan dinyatakan pulang ke rumah.
RS Universitas Udayana dalam umurnya yang baru satu tahun dibawah pimpinan Dirut DR. Dr. DPG Purwa Samatra, SpS (K) mengalami banyak kemajuan. RS Universitas Udayana sudah mendapatkan akreditasi paripurna sebelumnya. RS Universitas Udayana juga sudah bekerja sama dengan BPJS sejak September 2019 dalam melayani masyarakat. Sesuai dengan motto RS Universitas Udayana, Keselamatan Pasien adalah Yang Utama, operasi tumor otak ini berjalan lancar dan pasien selamat. Pasca-operasi tidak ditemukan kelemahan atau kelumpuhan anggota tubuh pada pasien ini. Pada hari ke tiga pasca-operasi, pasien dapat dipulangkan.
Silahkan klik Kontak Kami untuk berkomunikasi via WhatsApp.
RS UNUD : To Teach, To Heal, To Discover.